Legenda Francisco Pizarro sebagai Penakluk Kekaisaran Inca

Francisco Pizarro

Legenda Francisco Pizarro adalah salah satu conquistador terkenal dari Spanyol yang memainkan peran penting dalam penaklukan Kekaisaran Inca di Amerika Selatan. Lahir sekitar tahun 1476 di Trujillo, Spanyol, Pizarro dikenal karena keberaniannya, ambisinya, dan taktik militernya yang kejam. Meskipun latar belakangnya sederhana, Pizarro berhasil mengukir namanya dalam sejarah sebagai penakluk yang mengubah jalannya sejarah di benua Amerika.

Kehidupan Awal dan Perjalanan ke Dunia Baru

Pizarro lahir dalam keluarga miskin, anak tidak sah dari Gonzalo Pizarro, seorang kolonel infanteri, dan Francisca González, seorang wanita dari kalangan petani. Pendidikan formalnya sangat terbatas, dan ia menghabiskan masa mudanya bekerja sebagai penggembala babi.

Ekspedisi ke Peru

Mendengar kabar tentang kekayaan besar di wilayah selatan, Pizarro memutuskan untuk menjelajahi Peru. Ekspedisi pertama dan kedua pada tahun 1524 dan 1526 gagal mencapai tujuan mereka, tetapi mereka berhasil mengumpulkan informasi penting tentang Kekaisaran Inca.

Pada tahun 1528, Pizarro kembali ke Spanyol untuk mendapatkan izin dan dukungan dari Raja Charles V. Setelah menerima persetujuan kerajaan, ia mempersiapkan ekspedisi ketiga dengan lebih baik. Pada tahun 1531, dengan sekitar 180 tentara dan 37 kuda, Pizarro memulai perjalanan penaklukan.

Penaklukan Kekaisaran Inca

Pada saat Pizarro tiba di wilayah Inca, Kekaisaran tersebut sedang mengalami konflik internal akibat perang saudara antara dua saudara, Atahualpa dan Huáscar, yang berebut takhta. Pizarro memanfaatkan situasi ini untuk keuntungan militernya.

Pada tahun 1532, Pizarro bertemu dengan Atahualpa di kota Cajamarca. Meskipun Atahualpa datang dengan ribuan prajurit, Pizarro berhasil menangkapnya dalam serangan mendadak yang dikenal sebagai Pertempuran Cajamarca. Pizarro menuntut tebusan besar dalam bentuk emas dan perak untuk pembebasan Atahualpa, yang kemudian dikumpulkan oleh rakyat Inca.

Meskipun menerima tebusan terbesar dalam sejarah, Pizarro tetap mengeksekusi Atahualpa pada tahun 1533, mengakhiri perlawanan Inca yang terorganisir. Ia kemudian melanjutkan penaklukan ke ibu kota Inca, Cuzco, yang jatuh pada tahun 1533.

Pembentukan Lima dan Konflik Internal

Setelah penaklukan Cuzco, Pizarro mendirikan kota Lima pada 18 Januari 1535, yang kemudian menjadi ibu kota Peru dan pusat kekuasaan kolonial Spanyol di Amerika Selatan. Namun, keberhasilannya diikuti oleh konflik internal dengan Diego de Almagro, sekutunya yang merasa tidak mendapatkan bagian yang adil dari rampasan perang.

Konflik antara pendukung Pizarro dan Almagro memuncak dalam pertempuran pada tahun 1538, di mana Almagro dikalahkan dan dieksekusi. Namun, perselisihan ini meninggalkan luka yang mendalam di antara para conquistador.

Kematian dan Warisan

Pada 26 Juni 1541, Pizarro dibunuh oleh para pengikut Almagro yang ingin membalas dendam. Ia tewas di istananya di Lima, meninggalkan warisan yang kompleks. Di satu sisi, ia dikenang sebagai penakluk yang berhasil menguasai salah satu kekaisaran terbesar di Amerika. Di sisi lain, ia juga dipandang sebagai sosok yang kejam dan oportunis, yang metode penaklukannya menyebabkan kehancuran dan penderitaan besar bagi penduduk asli.

Kesimpulan

Francisco Pizarro adalah tokoh sejarah yang penuh dengan kontradiksi. Sebagai conquistador, keberanian dan ambisinya memungkinkan penaklukan Kekaisaran Inca, yang membawa kekayaan besar bagi Spanyol dan memperluas pengaruh Eropa di Dunia Baru. Namun, cara-cara brutal dan taktik liciknya juga mencerminkan sisi gelap dari era penaklukan Eropa. Warisannya terus diperdebatkan, tetapi tidak dapat disangkal bahwa ia memainkan peran penting dalam membentuk sejarah Amerika Selatan dan dunia.

Scroll to Top